mamahebat.com

Menginap di Hotel Tidar Malang, Beneran Angker ?

Post a Comment
"Sayang, aku sudah pesan kamar di Hotel. Kamu kesini ya semangatin aku. Naik ojol saja. Aku habis ini lanjut pelatihan."

Kata suamiku dengan nada terburu-buru karena memang tidak memiliki banyak waktu untuk mengabariku. Tanpa babibu lagi, aku segera mengemasi barangku dan memesan ojol untuk menuju ke hotel tidar malang. 

Sembari menunggu bapak ojolnya datang, aku iseng-iseng search tentang hotel bintang 2 tersebut. Sedikit shock jika di mesin pencarian tersebut beberapa review nya mengatakan hotel ini angker. Ah apakah benar ? batinku saat itu. Bukannya mengurungkan niat untuk menginap disana, rasa-rasanya aku malah tertantang untuk membuktikan apakah benar angker seperti yang ada dibeberapa tulisan di google. Dan ternyataaaa.... Ikuti yuk ceritaku sampai habis !. 

Hotel Tidar Malang, Beneran Angker ?





Membicarakan suatu tempat yang dianggap angker itu memang seru banget ya. Pasti teman-teman juga pernah merasakan keseruan bercerita sesuatu yang berbau hantu. Heheheh. Meski takut, tapi kami akan selalu penasaran jika belum pernah melihat wujud aslinya. 

Sore itu sesampainya di hotel, aku langsung menuju lobby. Ku titipkan beberapa barang bawaanku ke resepcionis. Sambil menelpon suamiku untuk segera memberikan kuncinya. Namun, suamiku saat itu sibuk sekali mempersiapkan ujian assesornya untuk pagi hari (di hari jumat), sehingga ia tidak bisa meninggalkan ruangan nya sebentar saja. Baiklah, aku pun menghampirinya di meeting room hotel untuk mengambil kunci. 

Setelah itu, aku diantar oleh petugas nya untuk menuju kamar yang sudah dipesan. Awalnya aku kaget karena kamarku ada di bawah. Jalan menuju ke kamar itu harus melewati tangga seperti ini. Dan bagiku yang jarang sekali olahraga, jalan naik turun tangga seperti ini sangat melelahkan.

Kamar ku ini type standart ya teman-teman. Harga nya 360rb. Dan di harga segitu tidak mendapat breakfast. But okelah, masih bisa dinikmati yaaa. Itung-itung refreshing ganti suasana setelah seharian bekerja di depan komputer. 

Setelah masuk kamar, seperti biasa aku akan melihat-lihat kamar mandi, dan beberapa sudut kamar. Pertanyaannya hanya satu, Apakah bersih ?. Ini akan aku ceritakan di akhir yaaa. 

Setelah itu aku segera sholat magrib. Saat mencari arah kiblat ternyata tulisan arah kiblatnya ada di laci meja. Setahuku beberapa hotel memang menaruh tulisan arah kiblat di laci meja. Semua berjalan lancar hingga tidak terasa sudah pukul 7 malam.

Nah, mulai deg-deg sekitar pukul 7 malam. Saat itu, aku hanya berdua saja dengan anakku yang masih berumur 3 tahun. Tiba-tiba tv jadul di hotel tersebut layarnya biru. Mungkin karena terpencet di salah satu tombol remot yang kami tidak tahu. Kami mencoba mencari channel yang sekiranya ada agar suasana di dalam ruangan tidak terlalu sunyi. 

Belum juga berhasil mencari channel yang bagus, tiba-tiba ada suara ketuk-ketuk dari pintu. Awalnya ku kira suamiku, ternyata setelah aku buka pintunya tidak ada siapapun di depan pintu. Merinding dong. Dan itu berkali-kali. Aku masih merasa ini bisa ditoleransi. 

Setelah aku cuek dengan suara pintu, aku melanjutkan mencari channel yang bisa diakses untuk menghidupkan suasana. 

Belum juga menemukan channel di tv, tiba-tiba telepon kamar hotel berdering kencang. Jika kalian bisa membayangkan, suara nya itu seperti telepon di zaman dulu, yang berderingnya itu bikin merinding. Sudahlah kamar sunyi sepi, beberapa kali ada suara ketuk pintu, nah ditambah suara dering telepon yang kenceng. Merinding tingkat dewa. Ditambah anakku semakin ketakutan dan menangis minta pulang hahahaha. 

Aku beranikan diri mengangkat telepon itu, ternyata tidak ada suara siapapun. Semakin menjadi-jadi yaaa. Pikiranku sudah kemana-mana. Akhirnya aku mengemas barangku dan bersiap pulang. Namun, sebelum pulang aku telepon suamiku terlebih dahulu. 

Suamiku pun kaget dan segera menuju kamar untuk memastikan kami yang sudah ketakutan. Suara ketukan pintu kembali terdengar. Kali ini aku memastikan dengan menanyakan apakah suamiku atau bukan ?. 
"Siapa di luar ?"
"Ini aku, "

Oke akhirnya aku buka, karena itu suamiku. 

Tanpa menunggu suamiku bertanya, aku langsung nyerocos menceritakan alasanku ingin segera pulang. Lalu suamiku meyakinkan aku bahwa semua gangguan itu tidak ada. Dengan santai nya suamiku menjelaskan seperti ini :

"Jadi, perihal pintu yang terketuk itu adalah suara gema dari pintu-pintu sebelah yang berderet dengan kita. Lalu untuk TV mungkin kamu kepencet. Kamu bisa panggil petugas untuk membetulkan TV nya. Lalu, yang telepon tadi itu aku dari kamar temenku." Jelas suamiku yang gaya nya dengan nada kalem. 

Oke, setelah berembuk kuputuskan untuk menginap. Segera aku panggil petugas untuk membetulkan Channel TV nya, dan suamiku kembali ke meeting room bersama teman-temannya. Aku kembali hanya berdua dengan anakku. Kami bergegas sholat isya' dan tidur. Meski aku sudah cukup tenang, tapi tetap was- was ya. Tanpa terasa tidurku begitu nyenyak, hingga terdengar adzan subuh. 

Di pagi hari, suasana di hotel ini sangat indah. Banyak pohon-pohon dan tanaman bunga lainnya. Sunyi, sejuk, bernuansa alam. Hemmmm sangat indah. Kicauan burung terdengar jelas dan sangat merdu. Kupu-kupu terbang kesana-kemari hinggap ke bunga bunga yang indah dan segar. 

Karena aku tidak mendapatkan breakfast, maka aku pergi berjalan-jalan di sekitar hotel dan aku menemukan bapak penjual pecel. "Ah memang paling pas menikmati pecel yang nasi nya masih hangat, di sajikan dengan sayuran segar dan bumbu kacang yang kental. Disantap di pagi hari dengan suasana yang sejuk seperti saat ini, mantappp" Gumamku. 

Setelah menyantap nasi pecel yang lezat, kuputuskan untuk berjalan-jalan menjelajahi hotel. Ternyata indahhhh sekali. 








Setelah lelah menjelajahi hotel, aku siap-siap checkout dan segera memesan ojek online. Oke, sebelum aku tutup artikel ini. Akan aku sampaikan kesan pertamaku selama menginap di hotel ini. Yuk simak ya!. 


Kesan Pertama Menginap di Hotel Tidar Malang


Kesan pertamaku selama menginap di Hotel Bintang Dua ini mungkin lebih terfokuskan ke kebersihan ya teman-teman. Overall kebersihannya aku kasih nilai 60 ya. Karena kebersihan ini sangat penting, apalagi kalau debu nya membuat kulitku saat itu gatal-gatal. Berikut ini mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan teman-teman : 

1. Kloset kamar mandi yang masih kotor, seperti ada plak kuning.
2. Ujung-ujung lantai di kamar mandi agak kuning-kuning.
3. Beberapa lantai di kamar saya temukan hewan seperti kecoak dan serangga. 
4. Di tempat STB, berdebu dan ada kotoran cicak nya. 
5. Di kursi santai ada kotoran cicaknya dan terlihat jelas. Meski sudah mengering. 
6. Ada bercak kuning di sprei tempat tidur. 
7. Kamar kami dilengkapi dengan teras yang menghadap ke pemandangan. Terasnya sangat kotor seperti sudah lama tidak dibersihkan. Tapi jika mengingat hotel ini memiliki konsep nuansa alam, mungkin daun-daun yang berserakan ini hanya karena daun yang terkena angin. 

Oh iya, beberapa kesan tersebut sudah aku sampaikan juga ya ke pihak hotel. Pihak hotel juga sudah minta maaf perihal tersebut. Jadi sudah tidak masalah. Tapi, tetap menjadi bahan pertimbangan ya teman-teman jika mau menginap lagi disana. 

Hotel yang dianggap angker ini ternyata tidak angker ya teman-teman. Sebenarnya semuanya normal, mungkin karena bangunan yang model lama atau tua yang menjadikan hotel ini masuk dalam list hotel angker. Kalau boleh memberikan nilai mungkin 6/10 ya.




Mamahebat
Islakhu Lukluil Machnunah. Seorang Mama muda yang baru saja terjun dunia menulis. Ingin menebar manfaat melalui tulisan.

Related Posts

Post a Comment