mamahebat.com

Cara Mengajar Matematika yang Menyenangkan untuk Anak Usia Dini

3 comments
matematika anak usia dini

Assalamualaikum Momies, bagaimana kabarnya ? Semoga selalu sehat ya.

Jika membaca judulnya ‘Matematika’ sebenarnya apa sih yang terlintas dibenak momies? Apakah nostalgia dengan mata pelajaran ter-rumit, tersusah, dan tergabisa di pahami. Hehehe mungkin aku pun jika membaca kata-kata ‘matematika’ udah ciut duluan ehehe.

Jadi berangkat dari ketakutan-ketakutan semasa sekolah membuatku instropeksi diri. Menanyakan ke diriku sendiri ‘sebenarnya apa sih yang aku takutkan dari matematika? mengapa aku takut dengan pelajaran itu?’

Nah akhirnya ketemulah jawabannya melalui kelas BCL : Fun Literacy Activity, yang membahas tentang Mengenal Pra Matematika untuk anak usia dini.

Pra Matematika untuk Anak usia Dini


Setiap anak adalah unik dan istimewa

Begitulah kalimat mama Anisah Maharani, S.Psi, saat membuka obrolan malam itu.

Anak merupakan manusia baru ibarat selembar kertas putih, kita yang sebagai orangtua yang selalu mengisinya dengan banyak hal. Memberikan tulisan, pengetahuan, lukisan di kertas putih tersebut. Kita sendiri yang membentuk kertas putih tersebut seperti apa, dan tentu menjadi orangtua tidaklah mudah ya momies.

Karena masih baru dengan dunia yang fantastis ini, sang anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu ini sangat alamiah yaa momies, sehingga terkadang kita melihat banyak kegiatannya yang menurut kita aneh untuk dilakukan. Tapi sang anak ingin mengetahui ‘apa sih ini? apa yang terjadi jika aku melakukan ini?’ .

dan tentu, jika anak hanya di larang tanpa kita menjelaskan ia akan mengulangi lagi dan lagi hingga ia menemukan jawaban yang ia inginkan. Biasanya hal tersebut kita temui ketika menemani anak-anak bermain ya momies. hhehehe.

Menurut mama Anisah, Begitupula dengan mengembangkan kemampuan matematika pada anak. Anak diminta menghafal angka-angka, bentuk-bentuk, bahkan rumus-rumus yang sebenarnya mereka tidak mengetahui prinsip-prinsip dasarnya. Hal terebutlah yang menumbuhkan kebingungan amat besar pada anak. 

teori matematika anak usia dini

Maka penting sekali mengenalkan pra matematika pada masa-masa keemasan anak (Golden age), 0-6 tahun. Mengenalkan prinsip-prinsip dasar matematika melalui berbagai kegiatan di rumah bersama keluarga.

penerapan pembelajaran matematika pada anak usia dini

Sebelum kita mengenalkan prinsip dasar matematika, perlu kita memahami terlebih dahulu apa itu pra matematika. Pra matematika bukan hanya persoalan ‘anak jago berhitung’ saja ya, lebih mendalam dari itu. Pra matematika adalah kemampuan dasar yang perlu dimiliki anak untuk memahami konsep-konsep matematika. Apabila anak sudah memahami prinsip dasar matematika, insyaAllah dapat bermanfaat di kemudian hari.

Manfaat Pengenalan Pra Matematika pada Anak Usia Dini  

  • Mengajarkan anak berdasarkan konsep matematika yang benar,
  • Kemampuan berfikir logis,
  • Kemampuan untuk memecahkan masalah masalah,
  • Pengamatan terhadap pola,
  • Serta memahami konsep dasar operasi matematika.
  • Menghindari Ketakutan matematika sejak awal,
  • Membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain, bercerita dan bernyanyi.

Cara Mengajar Matematika yang Menyenangkan pada Anak Usia Dini

Nah, kegiatan di rumah seperti apa yang dapat dilakukan untuk mengenalkan matematika dengan menyenangkan?

Menurut mama Anisah, S.Psi. Dalam kegiatan Pra matematika ada beberapa macam konsep yang dapat momies jadikan referensi untuk mengenalkan matematika dengan menyenangkan.

contoh matematika paud

  • Klasifikasi

Kategori ini membantu anak mengenal persamaan dan perbedaan dari sejumlah benda. Mulai warna, bentuk, dan fungsinya.

Misalkan Anak mampu membedakan antara baju dan celana, anak bisa membedakan mana pensil dan bolpoin, anak bisa membedakan antara bantal dan guling. Dan lain sebagainya.

  • Sorting

Kegiatan memilah-milah sekumpulan benda ke dalam beberapa kelompok berdasarkan ketentuannya. Misalkan Anak memilah kumpulan bola berwarna merah, kuning, dan hijau dan sebagainya.

  • Perbandingan

Kegiatan membandingkan terhadap jumlah/kuantitas ataupun ukuran benda. Misalkan anak diminta membandingkan bonek satu dengan yang lain, Truk satu dengan yang lainnya, kursi satu dengan yang lainnya. Mana yang besar dan kecil ? Mana yang banyak atau yang sedikit?.

  • Mengurutkan

Kegiatan mengurutkan benda berdasarkan tingkatan tertentu. Misalkan Anak diminta mengurutkan dari yang terkecil ke terbesar.

  • Posisi

Kemampuan anak dalam hal memahami posisi. Hal ini berkaitan dengan kemampuan anak memahami koordinasi dalam matematika. Misalkan Anak diajak mengenal posisi benada diatas, dibawah, di kanan, atau dikiri, Jauh, atau dekat.

  • Pola

Kegiatan menyusun rangkaian warna, bagian-bagian, benda-benda, ukuran, gerakan-gerakan dan lain sebagainya. Misalkan Anak bermain lego, atau bermain anak diajak menyusun lego menjadi sebuah bangunan dan lain sebagainya.

  • Bentuk

Kegiatan mengenali berbagai bentuk bangun datar sebagai konsep awal geometri. Misalkan mengenal lingkaran, persegi, segitiga. Anak diajak menggambar, atau anak diajak menegnal piring yang berbentuk lingkaran, berbentuk persegi serta persegi panjang.

  • Ukuran

Kegiatan menegnali berbagai nama ukuran, seperti kecil, besar, tinggi, pendek, panjang, luas, sempit dan lain sebagainya. Misalkan, mengenali dan membandingkan benda-benda disekitar yang termasuk besar, kecil atau panjang dan pendek.

Nah, itulah 8 konsep pra matematika sebagai bekal awal momies mengenalkan kegiatan matematika kepada anak. Dan sebaikanya konsep ini memang di iringi dan di padupadankan dengan kegiatan sehari-hari yang menyenangkan.

Tips untuk Momies Bermain Pra Matematika di Rumah

hakikat matematika anak usia dini

Tips ini untuk membantu momies dengan mudah menegnalkan pra matematika kepada sang anak.

  • Libatkan anak dalam kegiatan sehari-hari

Kalau aku biasanya anak memang aku ajak berkegiatan sehari-hari, misalkan bersih-bersih. Cuci baju misalkan, anak bagian memasukkan pakaian baju dan celana yang sudah dipisah. Atau mengelompokkan piring dan mangkok ataupun gelas. Bisa juga anak diajak menuang air dari dispenser ke botol-botol.

  • Berikan kesempatan pada anak untuk berkreasi

Anak saya biarkan bermain apa yang ada di dekatnya, misalkan batu di taman. Ia susun dengan rapi sambil menghitung 1, 2, 3, … dan seterusnya.

  • Apresiasi kegiatan yang dilakukan anak

Biasanya jika ia berhasil menyelesaikan puzzle atau mainan balok, ia akan berteriak horeee. Aku pun spontan juga memberikan ia apresiasi. Namun, jika tidak. Biasanya ia aku beri tahu. Yuk coba lagi sampai bisa. Meskipun dia sudah merengek ingin dibantu, tetap saja aku tidak bisa begitu saja membantunya.

Mainan semahal apapun pada akhirnya akan membuat anak bosan setelah memakainya, tetapi ketika orangtua meluangkan waktu bermain bersama, anak akan merasa bahagia. Semangat yaaa momies.




Mamahebat
Islakhu Lukluil Machnunah. Seorang Mama muda yang baru saja terjun dunia menulis. Ingin menebar manfaat melalui tulisan.

Related Posts

3 comments

  1. MasyaAllah mba, padahal matematika disekolah itu terkenal menyeramkan lho...

    ReplyDelete
  2. Setuju mbak...anak butuh peran orang tuany untuj belajar...apalagi belajar dn bermain sangat cocok untjk belajar si kecil... Terimakasih sharingnh mba

    ReplyDelete
  3. Kalau saya begitu mendengar "matematika" itu yang terbayang Andrea Hirata :) Karena beberapa saat lalu baru menamatkan bukunya, Guru Aini, yang bercerita tentang matematika.

    ReplyDelete

Post a Comment