mamahebat.com

13 Tips Menjaga Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga

11 comments

#DearSenjaBlogCompetition


Sejak menjadi seorang ibu, aku benar-benar merasakan menjadi ibu itu tidak mudah. Label ibu rumah tangga ini aku dapatkan setelah aku melahirkan anak pertamaku. Aku lebih banyak menghabiskan waktu dirumah sehingga masyarakat melabeliku ibu rumah tangga. 

Kadang merasa sebal ketika ada yang nyeletuk enak ya jadi ibu rumah tangga, hidup numpang suami. Ga ngerasain stress kerja di luar rumah

Meski sebenarnya tidak terlalu aku gubris, tetapi kata-katanya selalu menjadi penyebab overthinking

Mungkin melalui tulisan ini aku akan ungkapkan sedetail mungkin yang kami rasakan sebagai ibu rumah tangga. 

Mengapa Ibu Rumah Tangga Mudah Stress ?




emang kamu stress kenapa, kan dirumah terus bisa istirahat

Di tahun 2022, hati kita semua dibuat perih mendengar dan melihat kisah seorang ibu yang tega membunuh anaknya sendiri. 

Ibu yang berinisial KU (35), seorang ibu muda yang secara sengaja membunuh anak-anaknya. Satu dari tiga anaknya meninggal dunia sedangkan yang lainnya dirawat di rumah sakit. Ketika diwawancara, ibu ini tidak menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan jiwa. Beliau tetap tersenyum dan santai menanggapi pertanyaan dari wartawan. 

Melalui hasil wawancara, usut punya usut ternyata ibu (KU) ini mengalami tekanan. Ia hanya sedang bingung dengan keadaan yang tidak sesuai dengan harapannya. Ia merasa lelah, capek, dan tidak tahu harus bagaimana untuk melangkah. 

Ia hanya ingin menyelamatkan anaknya, agar tidak di marahi suami nya dan tidak merasakan sengsara. Ketakutan untuk berbagi cerita membuatnya buta untuk melangkah. Hingga ia pun melakukan hal yg menurutnya benar. 

Kasus yang sama seperti ibu (KU) tersebut juga terjadi diberbagai tempat dan daerah. Dengan case yang hampir sama. Mellaui beberapa kasus tersebut, kita semakin memahami betapa pentingnya kesehatan mental seorang ibu. 

Mungkin yang masih bertanya-tanya mengapa sih ibu rumah tangga bisa stress ? kan hanya di rumah saja. Jika kita uraikan, inilah alasan nya mengapa Ibu rumah tangga mudah stress

1. Perasaan Khawatir 

Setiap manusia pasti memiliki rasa khawatir tersendiri. Mungkin bagi kami (para ibu/istri) rasa khawatir kami terkait apa yang menjadi sandaran kami. Meskipun jika berbicara khawatir pasti akan banyak jawaban "udaaahh bismillah aja, gausa mikir aneh-aneh". 

Rasa khawatir kami yaa pasti seputar khawatir -mungkin- suami selingkuh atau khawatir pekerjaan suami tidak lancar (sepi job/PHK). 

Menjadi ibu rumah tangga rasa khawatir itu terkadang mengganggu mood kami. Ketika mood kami sedang rusak akibat hal tersebut, kami hanya butuh di tenangkan bukan di marahi yang berakhir dengan mental down

2. Kesepian

Semenjak menjadi seorang ibu, duniaku sebatas dinding rumah saja. Maksudnya, sejak menikah aku tidak bisa sembarangan bercerita tentang hidupku. Karena aku memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik keluarga. Bahkan untuk cerita ke keluarga terkadang juga tidak memungkinkan.

Tak menutup kemungkinan rasa kesepian menyelimuti hati. Merasa hanya berteman dengan si kecil sehingga terlalu banyak diam dan berbicara dengan hati kecil sendiri. Jika rasa kesepian tersebut menyerang tiba-tiba, terkadang seisi rumah pun menjadi korban bentakan dariku. 

3. Kelelahan

Bisa dibilang jam kerja seorang ibu rumah tangga sangat padat. Bahkan bisa lebih dari 24 jam. Pagi ketemu pagi. 

Mengurus anak, mengurus suami, memasak, membersihkan dan merapikan rumah, menyetrika baju, menjemur dan mengangkat baju, dan masih banyak yang lainnya. Jika libur saja sehari artinya menumpuk semua pekerjaan. 

Rasa lelah ini juga merupakan pemicu seorang ibu mudah stress dan mudah marah. Para suami jangan sampai bertanya kamu kenapa lelah? emang seharian habis ngapain aja?. 

4. Merasa Dituntut 

Sebenarnya mungkin tidak ada yang benar-benar menuntut. Tapi kami memiliki perasaan ingin memberikan kesempurnaan. Namun, ketika kesempurnaan tersebut tidak bisa terealisasi sesuai ekspektasi, rasa-rasanya kami jadi sering menyalahkan diri sendiri dan merasa dituntut. 

5. Tertekan

Terkadang yang membuat seorang ibu merasa tertekan bukan dari suami atau si kecil. Mayoritas perasaan tertekan berasal dari omongan orang luar (lingkungan sekitar). Anggapan-anggapan yang bersifat judge acap kali membuat seorang ibu terus menerus memikirkannya. 

Dulu, ketika aku baru saja melahirkan seorang anak. Saat itu aku masih dalam tahap recovery, orang-orang sekitarku yang saat itu sempat melihat bayiku, tak sedikit yang mengumpat ih kulit bayinya item ya. Aku yang mendengarnya merasa skait hati, tapi karena tidak mau ada pertengkaran aku pun diam. 

Ternyata tidak berhenti sampai di situ, ketika bayiku tumbuh dengan full ASI. Masih banyak yang mengumpat emangnya minum ASI bisa bikin kenyang ? harusnya minum sufor saja biar ibunya bisa bekerja. 

Tekanan tekanan inilah yang kadang membuat seorang ibu mudah sekali stress, jika seorang ibu tersebut tidak memiliki tempat untuk berbagi cerita. 

13 Tips Menjaga Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga

1. Memaafkan 

Memaafkan memang tidak mudah. Tapi hanya dengan memaafkan kita bisa melepas semua sakit hati yang kita alami dengan lega. Memaafkan semua keadaan, kejadian dan orang-orang di sekitar kita. Menghargai setiap pencapaian yang sudah kita lalui. Sudahkah kita berterimakasih dan memaafkan diri kita sendiri ? 

2. Bekerja Sama 

Mengajak pasangan kita bekerja sama untuk membangun keluarga yang sehat. Mulai dari membagi tugas, berbagi cerita, saling support, saling menghargai dan saling memaafkan. 

3. Jujur dengan Diri Sendiri

Mulai sekarang jangan pernah berkata 'gapapa'. Kita harus mulai jujur bahwa kita memang tidak baik-baik saja. Jangan lagi memendam masalah. Kita harus berani jujur dan mencari solusi sehingga kita tidak mudah stress lagi. It's okay not to be okay.

4. Pergi ke Psikolog 

Bagi sebagian orang sangat perlu untuk menceritakan masalah/berbagi cerita dengan orang lain yang tidak dikenal. Selain karena keamanan privasi juga jauh dari judge yang menyudutkan. 

Selain beberapa manfaat diatas, pergi ke psikolog juga bisa membantumu menganalisis bagaimana dirimu. 

5. Upgrade Diri 

Jika kamu masih bingung harus mulai dari mana untuk bersosialisasi, kamu bisa mulai dari hobi kamu. Lalu kamu bisa mencari komunitas terkait hobi kamu dan mengikuti berbagai pelatihan yang sesuai dengan minat kamu. 

Di era digital seperti saat ini, banyak sekali seminar atau workshop yang dilaksanakan secara online. Dan mayoritas bersifat gratis. Jadi untuk kita para ibu, sangat mudah sekali mengakses sesuatu untuk meng-upgrade diri. 

6. Melakukan Me-time

Sediakan setidaknya sehari dalam seminggu untuk memberikan ruang bebas bagi dirimu. Kamu perlu melakukan hal yang kamu senangi tanpa ada distraksi yang membuat hatimu tidak nyaman. 

7. Mencintai dan Menghargai Diri Sendiri 

Tidak mengapa jika target kamu belum tercapai sekarang. Yang perlu kamu ingat adalah 'bukan lebih baik dari orang lain, tetapi lebih baik dari hari kemarin'. Berhenti membandingkan pencapaian orang lain dan mulai berterimakasih atas pencapaian diri sendiri. 

8. Affirmasi Positif

Affirmasi positif ini sangat penting di lakukan. Usahakan sebelum memulai kegiatan di jam 5 pagi mulai melakukan kegiatan affirmasi positif. Mencintai diri sendiri, mencintai apa yang dimiliki, memahami hikmah kejadian yang tidak sesuai keinginan, menikmati peran yang dianugerahkan sekarang. 

9. Rutin Olah Raga

Olahraga adalah salah satu kegiatan yang benar-benar bisa menjaga kesehatan mental ibu rumah tangga lho!. Dengan olah raga syaraf-syaraf dan otot kita yang semula kaku menjadi lega. Tubuh terasa segar dan semangat menjalani hari. 

Cobalah mulai lakukan di pagi hari dengan si kecil dan pak suami. Menghirup udara di pagi hari, melakukan affirmasi positif, menyusun to do list, dan mulai beraktivitas. Dijamin, hidup lebih berenergi positif. 

10. Berhenti Menuntut Kesempurnaan

Siapa yang suka sekali menulis to do list ? Aku banget. Aku suka menulis to do list agar tahu pencapaian ku. Tapi, ketika banyak hal yang menghalangi rencana pada hari itu, aku merasa gagal dan sebal. Mulai deh menyalahkan diri sendiri, menyalahkan anak, menyalahkan keadaan dan sebagainya. 

Akhirnya aku tetap menulis to do list, tetapi aku tidak menekan diriku dan tidak menuntut kesempurnaan dari rencanaku. Minimal aku sudah mencobanya dan aku mau berproses sekaligus berprogress.

Anak-anak tidak membutuhkan ibu yang sempurna, tetapi anak-anak membutuhkan ibu yang bahagia. 

11. Belajar Menjaga Komunikasi 

Parktek komunikasi yang baik itu sungguh susah sekali bagi aku yang notabene di besarkan dari keluarga otoriter. Sejak kecil aku tidak mengenal mengutarakan pendapat, semua sudah diatur dan wajib nurut. Perkara aku suka atau tidak, bukan hal yang perlu dipikirkan. 

Sehingga ketika sudah menikah seperti sekarang, aku sangat susah mengutarakan apa yang aku rasakan, apa yang aku inginkan. Akhirnya banyak menyimpan sesuatu (mbatin). Bahaya nya, perasaan yang sudah tersimpan ini bisa meledak sewaktu-waktu. 

Ledakan perasaan tersebut kadang membuat pasanganku menjadi bingung dan kaget. Akhirnya terjadi kesalahpahaman dan pertengkaran. Jika sudah terjadi pertengkaran, ibu akan semakin stress ya. Maka, belajar mengkomunikasikan semuanya sedini mungkin dengan baik. Kuncinya adalah jujur dengan diri sendiri. 

12. Menjaga Hati

Sudah saatnya berhenti merasa tidak enakan. Jika ada yang mengganggu hatimu, segera utarakan (komunikasikan dengan baik). Semua orang punya hak untuk bahagia. 

13. Sosialisasi dan Berteman dengan Komunitas

Sosialisasi sangat penting untuk membuka pikiran. Melalui sosialisasi dan berteman kita bisa bertukar pendapat, bertukar sudut pandang. Melalui sosialisasi dan berteman kamu tidak lagi merasa kesepian dan sendirian. 

Pilihlah pertemanan yang bisa menghargai kamu, menghargai privasi kamu. Kamu bisa menyerap energi positif dari pertemanan yang sehat dan menyenangkan. 

Jika kamu masih bingung untuk berteman dengan siapa, mungkin kamu bisa mulai berteman dengan komunitas yang peduli dengan kesehatan mental. Di komunitas yang secara visi-misi pasti mengutamakan kenyamanan dan tentunya bisa menghargai kehadiran kamu. 

Kenalan Yuk! Dear senja, Teman untuk Menjaga Kesehatan Mental 




Bagunlah jiwanya bangunlah badannya (salah satu lirik lagu Indonesia Raya)

Begitu penting kita membangun dan menguatkan jiwa terlebih dahulu untuk mendapatkan badan yang kuat. Sama hal nya dengan kesehatan mental. Mental yang sehat melahirkan energi positif untuk fisik yang kuat untuk menjalani hari demi hari. 

Di zaman yang serba ah gitu doang baper atau si paling tersakiti, membuat empati yang dimiliki setiap orang semakin meredup. Menganggap kesedihan orang lain bukan hal penting yang perlu di hibur. Menganggap semua orang seharusnya sekuat baja bagaimanapun caranya. 

Karena krisis empati inilah menurut sebuah artikel, di masa depan mungkin 2030 atau 2045 sangat penting seseorang memperhatikan kesehatan mental nya masing-masing. Jika tidak bisa mengendalikan diri bisa jadi banyak terjadi bunuh diri massal karena keputusasaan. 

Berangkat dari pentingnya kesehatan mental untuk menciptakan masyarakat yang sehat, cerdas dan bahagia, dear senja secara progressive menyuarakan pentingnya kesehatan mental melalui berbagai kegiatan yang menyenangkan. 

Kegiatannya dijamin seru banget, mulai dari peer to peer support group, community volunteer, workshop dan kegiatan yang menghibur lainnya. 

Tidak hanya itu, di dear senja juga ada berbagai macam artikel yang relate banget dengan kondisi mental sebagian orang, atau mungkin relate dengan yang terjadi pada kita. Kita juga bisa berkomunikasi dan konsultasi secara online di group maupun private chatt

Summary 

Kesehatan mental memang penting adanya. Jika mental terasa tidak sehat, semua yang ada dihadapan kita terasa negatif dan kita tidak bisa menjalani hari dengan mudah, hampir semuanya terasa sulit. Pupuk lagi jiwa empati kita, ciptakan hubungan yang tulus antar sesama manusia. 

Ibu, kita semua adalah wanita hebat. Terimakasih sudah berjuang dan bertahan sejauh ini sejauh yang kita bisa. Kita harus sehat dan bahagia. 


Mamahebat
Islakhu Lukluil Machnunah. Seorang Mama muda yang baru saja terjun dunia menulis. Ingin menebar manfaat melalui tulisan.

Related Posts

11 comments

  1. Menjadi seorang ibu rumah tangga memang profesi yang tidak gampang dan sepakat sekali dengan poin kerja sama yang harus dilakukan dengan pasangan agar saling memahami bahwa keluarga adalah tanggung jawab bersama, bukan pekerjaan sepihak saja dari ibu rumah tangga

    ReplyDelete
  2. Baca artikel ini, aku -sebagai suami- jadi merasa bersalah nih... Apakah aku termasuk sumber stres bagi istriku? Semoga tidak ya...
    Kesehatan mental bapack-bapack yang tiap pagi keluar rumah untuk ,encari nafkah, juga harus dijaga lho, hehehe....

    ReplyDelete
  3. Tulisan ini relate banget sama aku mbak, huhu. Kadang mikir, gini amat yak jadi fulltime ibu rumah tangga. Dipandang sebelah mata, dituntut ini itu. Padahal itu beban banget rasanya sampe bikin sesek, overthinking. Makasih tips-tipsnya.. Yuk, semangat.. Ayo bahagia!!

    ReplyDelete
  4. Penyebab stresnya bener bgt mba.... Udah dirumah 24 jam circle pertemanan udah makin sempit bahkan berasa ngga punya teman. Omongan sana sini makin bikit sakit hati.
    Makasi tipsnya mba. Emang kita harus self love dulu. Jangan ovt berlebih

    ReplyDelete
  5. yang paling penting juga adalah dukungan orang sekitar seperti suami yang jangan hanya mengeluh tetapi juga ikut membantu jika pekerjaan rumah masih menumpuk

    ReplyDelete
  6. Ada pepatah yang bilang jika jantungny keluarga itu adalah ibu. Semoga bisa menjadi Ibu yang bahagia dn nyaman untuk keluarga...sehat selalu bunda bunda

    ReplyDelete
  7. Suami juga harus berperan penuh dalam rumah tangga. Apalagi kalau udah menjadi ayah. Peran ayah adalah menjadi ayah, bukan cuma mencari nafkah. Nggak bisa kalau ibu jalan sendiri ngurus rumah dan anak.

    ReplyDelete
  8. Kita punya masa lalu yang serupa. Peluk jauh mbak, semoga kita bisa menjadi agen yang bisa memutus mata rantai "ketidakbebasan berpendapat"

    Betul, menjadi ibu rumah tangga itu rumit tapi tips-tips di sini udah bantu banget meningkatkan kesehatan mental ibu rumah tangga. Semangat mbaak. Semoga sehat dan bahagia selalu :)

    ReplyDelete
  9. Dear senja ini komunitas gitu ya Mba? Cara gabung nya gmna? Olahraga nih sering terlupa, merasa ngurus anak yg lgi aktif merangkak dah olahraga. Padahal ga bsa menggantikan yaa, olah fisik dan pikiran memang saling berkaitan.

    ReplyDelete
  10. Mental benar-benar tantangan bagi orang yang berkeluarga. Apalagi sudah memiliki anak. Kalau sudah kondisi ga baik, pasangan kudu paham. Dan untuk istri, harus berani komunikasi sama pasangan

    ReplyDelete
  11. Setiap pilihan hidup pasti punya tantangannya tersendiri, entah itu IRT, stay at home mom ataupun working mom, ada tingkat stres dan pemicu stresnya masing-masing. Tinggal bagaimana mampu mengelola dan nggak gengsi bilang T.O.L.O.N.G.

    ReplyDelete

Post a Comment