mamahebat.com

Kajian Parenting : Mengasuh Anak di Era Digital

Post a Comment


Di era digital seperti saat ini tentu menimbulkan tantangan tersendiri bagi orangtua. Hampir semua kegiatan sehari-hari tak luput dari gadget dan alat elektronik lainnya. 

Apalagi sejak virus Covid-19 melanda. Kegiatan yang sebelumnya dilakukan dengan tatap muka harus berganti ke siatem daring (online). 

Seperti yang dirasakan oleh mbak Mawar, seorang ibu dari 5 anak. Qadarullah dari 5 anak tersebut ada 2 anak beliau yang suspect ADHD. 

Sosok Mbak Mawar, ibu penyabar penyuka parenting

Aku sengaja mengikuti kajian parenting ini karena sebelumnya pernah memfollow instagram mbak Mawar yang insightful. Beliau mampu memberikan kami para new mom untuk semangat dan bersabar. 

Kajian berlangsung mulai pukul 09:30 sampai selesai. Dilaksanakan secara offline di gedung UMM al Qura. Dengan berbagai booth sponsorahip yang turut meramaikan acara. 

Beliau mengawali kajian dengan salam, perkenalan, dan menjelaskan latar belakang beliau. 

Biasanya anak pertama adalah anak yang di nanti-nanti oleh setiap keluarga. Biasanya pula setiap orangtua mempersiapkan tidak hanya fisik tapi juga bekal ilmu yang sesuai. Agar tidak merasa mendadak mendidik. 

Tapi pada kenyataannya pengaplikasian tentang ilmu tersebut tidak semudah ketika kita membaca teorinya. Kesibukan yang ternyata tidak bisa kita kendalikan turut ikut membuat waktu kita berantakan. 

Memberikan gadget agar anak tidak bosan dan tetap anteng adalah solusi yang kerap dijadikan pilihan satu-satunya. Meskipun sebagian dari kita tahu betul dampak dari gadget yang kita berikan untuk anak usia dini. 

Ya, kata mbak Mawar, Faruq putra beliau yang pertama ternyata seorang ADHD. Saat bertemu psikolog pun, pertanyaan pertama dari psikolog adalah "apakah anak ini sering screen time ?", "bapaknya kemana aja, kok anaknya sampai begini?" Begitulah kira-kira percakapan waktu itu. 

Dari beberapa kasus hasil diskusi bersama, ternyata perbedaan pola asuh itu sangat mempengaruhi bagaimana anak akan tumbuh. Seperti mbak mawar, sebelumnya ia pun selalu mengingatkan suaminya tentang gadget, tapi karena berbeda pendapat akhirnya mbak mawar pun mendoakannya. 

Tak hanya mbak mawar, beberapa peserta lain pun beranggapan bahwa perbedaan pola asuh sangat berpengaruh, dan mayoritas karena suami yang lebih mendominasi keputusan.

Belum terlambat untuk memperbaikinya

Ketahuilah bu, semua ibu selalu ingin yang terbaik untuk anaknya. Tanpa kita salahkan pun, ibu selalu merasa bersalah. 

Seperti aku, aku masih merasa anakku pun belum sepenuhnya melepas gadget. Meski menurut orang terdekatku anakku tidak speech delay, atah sebagainya tapi tetap saja ia sering tantrum parah, atau kadang tidak mereapon ketika dipanggi. Masih banyak lah PR yang harus aku perbaiki. 

Sebenarnya aku ingin menyerah. Apakah mungkin masih bisa megejar beberapa PR tersebut. Ternyata kata mbak Mawar bisa. Belum terlambat memperbaiki semuanya, lebih cepat memulai lebih baik. 


Mamahebat
Islakhu Lukluil Machnunah. Seorang Mama muda yang baru saja terjun dunia menulis. Ingin menebar manfaat melalui tulisan.

Related Posts

Post a Comment